Pada suatu hari, ketika aku duduk di
bangku panjang di sudut sekolah, datang seorang cewek yang cantik, namanya Cinta.
“hei.., lagi ngapain ?”,
“lagi baca-baca aja” jawabku. “Ane,
“Cinta boleh tanya nggak ?” dia bertanya lagi padaku.
“boleh, Cinta mau tanya apa ?”
“gini, tadi ada cowok yang nembak Cinta, belum Cinta jawab sih, Cinta mau minta pendapat Ane dulu”
Aku heran, kenapa Cinta minta pendapatku, padahal aku hanya sahabatnya. Aku kembali bertanya “memangnya siapa cowok itu ?”
“Galih..”, dengan wajah gembira Cinta menjawab. Tanpa pikir lagi, aku pun langsung berkata “terima aja Lan, toh dia kan ganteng, baik, dan pujaan cewek lagi”
“yang bener yo.., ia deh, Cinta terima aja”.
Akhirnya, Cinta pacaran dengan cowok itu. Semulanya aku nggak merasakan apa-apa, tapi beberapa hari kemudian, setelah Cinta pacaran dengan cowok itu, aku merasa kesepian. Rasanya aku kehilangan sesuatu, biasanya aku selalu bersama-sama dengan Cinta, tapi sekarang tidak lagi. Memang ia sih,Cinta itu seorang cewek yang cantik, manis dan selalu menjadi rebutan cowok-cowok di SMA, tapi dia adalah sahabatku yang baik yang selalu menemaniku, yang tidak memandangku dari sisi manapun.
Ketika aku berjalan menuju kekantin, terlihat sesosok Cinta bersama cowoknya sedang bermesraan. Jantungku pun langsung berdetak kencang seperti jam gadang yang terletak di Padang. Timbul rasa cemburu di hatiku, aku nggak tahu, kenapa aku bisa begini. Kemudian aku duduk di pojok kantin dengan di temani segelas air Jus jeruk, dia pun datang dan duduk di kantin itu juga bersama cowoknya.
“ah, sialan.., jantungku berdetak kencang lagi” kataku dalam hati.
Cinta tidak menegur aku, dia hanya melihat saja, aku pun tidak menegurnya. Kemudian aku pergi dari kantin itu dengan wajah yang agak kusam, mungkin aku telah jatuh cinta dengannya sehingga aku merasakan api cemburu yang begitu besar di dadaku. Setelah itu aku nggak pernah lagi bertemu dengannya.
Dua bulan kemudian…,
Pada suatu malam, ketika aku sedang duduk bersama teman-teman, terdengar suara cewek yang memanggilku di depan rumah, “Ane..Ane. ?” aku langsung bergegas keluar rumah.
“lagi baca-baca aja” jawabku. “Ane,
“Cinta boleh tanya nggak ?” dia bertanya lagi padaku.
“boleh, Cinta mau tanya apa ?”
“gini, tadi ada cowok yang nembak Cinta, belum Cinta jawab sih, Cinta mau minta pendapat Ane dulu”
Aku heran, kenapa Cinta minta pendapatku, padahal aku hanya sahabatnya. Aku kembali bertanya “memangnya siapa cowok itu ?”
“Galih..”, dengan wajah gembira Cinta menjawab. Tanpa pikir lagi, aku pun langsung berkata “terima aja Lan, toh dia kan ganteng, baik, dan pujaan cewek lagi”
“yang bener yo.., ia deh, Cinta terima aja”.
Akhirnya, Cinta pacaran dengan cowok itu. Semulanya aku nggak merasakan apa-apa, tapi beberapa hari kemudian, setelah Cinta pacaran dengan cowok itu, aku merasa kesepian. Rasanya aku kehilangan sesuatu, biasanya aku selalu bersama-sama dengan Cinta, tapi sekarang tidak lagi. Memang ia sih,Cinta itu seorang cewek yang cantik, manis dan selalu menjadi rebutan cowok-cowok di SMA, tapi dia adalah sahabatku yang baik yang selalu menemaniku, yang tidak memandangku dari sisi manapun.
Ketika aku berjalan menuju kekantin, terlihat sesosok Cinta bersama cowoknya sedang bermesraan. Jantungku pun langsung berdetak kencang seperti jam gadang yang terletak di Padang. Timbul rasa cemburu di hatiku, aku nggak tahu, kenapa aku bisa begini. Kemudian aku duduk di pojok kantin dengan di temani segelas air Jus jeruk, dia pun datang dan duduk di kantin itu juga bersama cowoknya.
“ah, sialan.., jantungku berdetak kencang lagi” kataku dalam hati.
Cinta tidak menegur aku, dia hanya melihat saja, aku pun tidak menegurnya. Kemudian aku pergi dari kantin itu dengan wajah yang agak kusam, mungkin aku telah jatuh cinta dengannya sehingga aku merasakan api cemburu yang begitu besar di dadaku. Setelah itu aku nggak pernah lagi bertemu dengannya.
Dua bulan kemudian…,
Pada suatu malam, ketika aku sedang duduk bersama teman-teman, terdengar suara cewek yang memanggilku di depan rumah, “Ane..Ane. ?” aku langsung bergegas keluar rumah.
“lo.., kok Cinta nangis, kenapa ?”
tanyaku.
“Cinta sedih Ane.., cowok Cinta selingkuh” Cinta menjawab dengan nafas yang tersenggat-senggat dan memeluk tubuhku. Aku pun terkejut dan berkata “kan udah Ane bilang, Cinta nggak usah percaya sama cowok itu !”
“ia.., ia.., Cinta menyesal Ane” kata Cinta.
“udah, sekarang Cinta pulang ke rumah aja, jangan pikirkan cowok itu lagi, masih banyak kok cowok yang suka sama Cinta” kataku dengan harapan bisa mengambil hatinya.
“nggak.., Cinta mau disini aja, Cinta nggak mau pulang…, nggak mau”
Kami pun duduk di kursi panjang yang ada di depan rumahku.
“ya udah, sekarang pejamkan mata Cinta dan rasakan angin yang berhembus.” Cinta pun memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya ke pundakku, beberapa menit kemudian dia tertidur. Aku nggak bisa tidur, aku menjaganya dari malam sampai pagi, setelah Cinta bangun, aku langsung mengantar ke rumahnya.
Setelah kejadian malam itu,Cinta kembali baik denganku bahkan lebih dari biasanya. Kami selalu bersama, baik di sekolah maupun dirumah. Di saat semua kesenangan itu terjadi, orang tuaku pindah tugas ke luar negeri, aku pun terpaksa harus mengikuti orang tuaku. Aku nggak ke sekolah beberapa hari sebelum berangkat dan aku nggak memberitahu soal ini kepada Cinta. Ketika aku mau pergi, aku hanya menulis sepucuk surat kepadanya, yang aku titip kepada satpam rumahku.
Cinta pun beberapa hari ini mencariku di sekolah, dia tidak menemukan aku di sekolah, akhirnya dia pergi kerumahku.
“pak..! Ane nya ada nggak ?” tanya Cinta.
“Den Ane nya baru aja pergi neng”
“pergi kemana pak ? kok nggak bilang-bilang”
“Den Ane pindah ke luar negeri, orang tuanya pindah tugas, ini surat dari Den Ane.”
Cinta langsung membaca isi surat itu.
Salam manis,
Mungkin saat Cinta membaca surat ini, Ane udah nggak di sana lagi. Ane sekarang pindah ke luar negeri, karena orang tua Ane pindah tugas. Ane tahu, Cinta pasti sedih…, tapi apa boleh buat, mungkin kita nggak di takdirkan bersama.
Sebenernya.., dari dulu Ane sudah suka sama Cinta, cuma Ane nggak punya keberanian untuk ungkapin. Ane hanya sampah, Ane bukan siapa-siapa, Ane culun, Ane kuno…
Mungkin dengan kepergian ini, Ane bisa melupakan Cinta. Mudah-mudahan Cinta bisa dapet sahabat baru yang lebih baik dari Ane…
Sahabatmu..
“Cinta sedih Ane.., cowok Cinta selingkuh” Cinta menjawab dengan nafas yang tersenggat-senggat dan memeluk tubuhku. Aku pun terkejut dan berkata “kan udah Ane bilang, Cinta nggak usah percaya sama cowok itu !”
“ia.., ia.., Cinta menyesal Ane” kata Cinta.
“udah, sekarang Cinta pulang ke rumah aja, jangan pikirkan cowok itu lagi, masih banyak kok cowok yang suka sama Cinta” kataku dengan harapan bisa mengambil hatinya.
“nggak.., Cinta mau disini aja, Cinta nggak mau pulang…, nggak mau”
Kami pun duduk di kursi panjang yang ada di depan rumahku.
“ya udah, sekarang pejamkan mata Cinta dan rasakan angin yang berhembus.” Cinta pun memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya ke pundakku, beberapa menit kemudian dia tertidur. Aku nggak bisa tidur, aku menjaganya dari malam sampai pagi, setelah Cinta bangun, aku langsung mengantar ke rumahnya.
Setelah kejadian malam itu,Cinta kembali baik denganku bahkan lebih dari biasanya. Kami selalu bersama, baik di sekolah maupun dirumah. Di saat semua kesenangan itu terjadi, orang tuaku pindah tugas ke luar negeri, aku pun terpaksa harus mengikuti orang tuaku. Aku nggak ke sekolah beberapa hari sebelum berangkat dan aku nggak memberitahu soal ini kepada Cinta. Ketika aku mau pergi, aku hanya menulis sepucuk surat kepadanya, yang aku titip kepada satpam rumahku.
Cinta pun beberapa hari ini mencariku di sekolah, dia tidak menemukan aku di sekolah, akhirnya dia pergi kerumahku.
“pak..! Ane nya ada nggak ?” tanya Cinta.
“Den Ane nya baru aja pergi neng”
“pergi kemana pak ? kok nggak bilang-bilang”
“Den Ane pindah ke luar negeri, orang tuanya pindah tugas, ini surat dari Den Ane.”
Cinta langsung membaca isi surat itu.
Salam manis,
Mungkin saat Cinta membaca surat ini, Ane udah nggak di sana lagi. Ane sekarang pindah ke luar negeri, karena orang tua Ane pindah tugas. Ane tahu, Cinta pasti sedih…, tapi apa boleh buat, mungkin kita nggak di takdirkan bersama.
Sebenernya.., dari dulu Ane sudah suka sama Cinta, cuma Ane nggak punya keberanian untuk ungkapin. Ane hanya sampah, Ane bukan siapa-siapa, Ane culun, Ane kuno…
Mungkin dengan kepergian ini, Ane bisa melupakan Cinta. Mudah-mudahan Cinta bisa dapet sahabat baru yang lebih baik dari Ane…
Sahabatmu..
Setelah
membaca surat tersebut, Cinta langsung bergegas berlari menuju bandara. Dia
terlambat, pesawat yang di tumpangiku sudah terbang. Dia menangis dan duduk di
bangku yang terletak di ruang tunggu. Seorang anak kecil pun datang dan
memberikan kertas yang bertuliskan…
pergi ke taman bandara sekarang..!
Cinta langsung pergi ke taman dengan tangisannya, kemudian dia terdiam. Sebuah alunan musik yang romantis, taman yang bertaburan bunga dan lilin yang membentuk sebuah jalan terbentang di hadapan Cinta. Tangisan Cinta pun berhenti dan dia melihat sebuah tanda panah yang menuju titik tengah taman tersebut, dia pun perlahan-lahan berjalan sambil menikamati musik tersebut. Setelah tiba di tengah taman tersebut, dia nggak menemukan apa-apa.
Kemudian terdengar, “Cinta.., ini Ane persembahkan buat Cinta, jangan nangis lagi ya !” Cinta pun langsung menoleh kebelakang dan langsung memeluk aku.
“ia, sekarang Cinta nggak nangis lagi kok, tapi kalo Ane lepas pelukan ini, Cinta akan nangis lagi”
Orang tuaku nggak jadi pindah karena pemindahan tugas di batalkan. Aku sangat senang. Malam itu juga, aku menyatakan perasaanku pada Cinta dan akhirnya dia menerimaku menjadi pacarnya. Dari sini aku mendapat pelajaran bahwa, jika kita memiliki perasaan janganlah di pendam, ungkapkanlah perasaan itu wala
pergi ke taman bandara sekarang..!
Cinta langsung pergi ke taman dengan tangisannya, kemudian dia terdiam. Sebuah alunan musik yang romantis, taman yang bertaburan bunga dan lilin yang membentuk sebuah jalan terbentang di hadapan Cinta. Tangisan Cinta pun berhenti dan dia melihat sebuah tanda panah yang menuju titik tengah taman tersebut, dia pun perlahan-lahan berjalan sambil menikamati musik tersebut. Setelah tiba di tengah taman tersebut, dia nggak menemukan apa-apa.
Kemudian terdengar, “Cinta.., ini Ane persembahkan buat Cinta, jangan nangis lagi ya !” Cinta pun langsung menoleh kebelakang dan langsung memeluk aku.
“ia, sekarang Cinta nggak nangis lagi kok, tapi kalo Ane lepas pelukan ini, Cinta akan nangis lagi”
Orang tuaku nggak jadi pindah karena pemindahan tugas di batalkan. Aku sangat senang. Malam itu juga, aku menyatakan perasaanku pada Cinta dan akhirnya dia menerimaku menjadi pacarnya. Dari sini aku mendapat pelajaran bahwa, jika kita memiliki perasaan janganlah di pendam, ungkapkanlah perasaan itu wala